a g n e s | b u l a t
Broken Home?

It seems just like yesterday. Saat setahun yang lalu, teman baik aku bertanya tentang keadaan keluarga aku. God, was it really that long ago?
Pertanyaan teman aku adalah, "Is your family, OK?"
Dari sejuta pertanyaan yang ada di dunia, dia memilih untuk bertanya mengenai hal tersebut.
Keluarga ..
Waktu itu aku diam sejenak, memikirkan .. should I tell her the truth?

I said, "No." dan waktu itu aku merasa semburat emosi yang meledak sampai ke ujung kepala, aku melanjutkan, "Bokap punya affair, technicaly, he has a young wife. Tapi secara agama kita nggak ada yang namanya poligami, so it can be called .. affair."

Temen aku langsung kaget, "Gak nyangka, you always look cheerful."
Silly girl, aku tersenyum dalam hati (emang bisa yah? Hahahaa)
In the end, dia cerita tentang masalah keluarganya, cerita yang tidak membuatku kaget, because when I saw her family, I know .. something wrong with the relationship.

In the end, dia tanya sama aku .. "Gimana rasanya jadi anak broken home ..?"

Aku cerita sedikit tentang latar belakang keluarga aku.
Setahun setelah mama dan papa menikah, papa menikah lagi. Kalau dihitung-hitung, sekarang rasanya sudah hampir 17 tahun papa menikah dengan istri mudanya.

Sewaktu aku masih duduk di kelas 2, mereka sering bertengkar, masih teringat jelas, they altercate at night. Suara bentakan-bentakan papa dan tangisan mama selalu ngebangunin aku, and all I can do was crying and hug the dog, hey, eventhough Im crying next to them, they never stop to fight.

It was freakin' hell.

When I was 15th, I realized that .. Dad has married again. Walaupun aku bukan istri papa, tapi .. rasanya tetap saja menyakitkan.
Sempat ke pengadilan juga untuk cerai, tapi nggak jadi.
When I asked my mom, why the hell she doesn't divorce?
She said, "Honey .. I made promise with God .. not with your Dad, not with the cleric. I can't break the promise .."

Tanpa alasan yang jelas, semenjak saat itu aku jadi merasa enggan untuk menghadiri kegiatan keagamaan yang ada. Rasanya ada penolakan dari dalam diri. I don't know why. Mungkin marah atas keadaan yang dikasih ke aku?

Menjadi produk dari broken home rasanya seperti distempel dengan luka traumatik dan memori cacat yang bersifat permanen.
Biarpun, sekarang aku udah bisa menerima keadaan keluarga aku, but somehow .. perasaan sakit yang tiba-tiba datang dan mengingatkan tentang "kepahitan" yang ada ... tidak pernah hilang. Ibaratnya, luka yang nggak pernah kering kali yah?

Sebagian, anak-anak broken home lebih suka mencari dunianya sendiri.
Tanpa berbekal pengetahuan mana yang baik dan buruk, kebanyakan dari kami pergi keluar rumah. Nggak betah di rumah. Sering kali terdengar mereka memakai narkoba, jatuh dalam seks bebas, atau bahkan balap liar.

What and why?
Seks bebas? Because longing embrace.
Narkoba? They think it can help reduce the pain.
Balap liar? They think, the road can accept them.

"TAPI KAN DOSA!" cetus salah seorang classmate aku dan sepertinya bukan dia saja yang bisa berpikiran seperti itu.
But, hellow ... Let's not forget, ketabahan / iman setiap manusia itu berbeda-beda. Banyak yang mempengaruhinya, DAN di saat manusia sedang terpuruk .. yang namanya otak logika dan emosi sudah nggak singkron. Yang terpikirkan hanyalah bagaimana membuat diri ini bisa merasakan kenyamanan.

Bayangkan aja, dengan keadaan rumah yang menekan, lempar ufo (sebutan aku buat piring) ciuuungg .. prang prang.. di ruang makan yang seharusnya jadi media untuk berkumpul, bentak-bentakan, banting pintu, dan tidak sedikit (ada keluarga) yang main fisik, bagaimana mungkin anak bisa mendapatkan pengetahuan tentang moral dan agama yang cukup untuk diaplikasikan dalam hidup?

Yah, ada beberapa orang yang belum pernah merasakan ada di posisi ini mengumpat kelakuan anak-anak broken home. Aku sendiri pernah merasakan diumpat secara face-to-face oleh seorang anak dari keluarga yang nggak normal (?) ketika tahu kelakuan aku. She don't know how much I hurt that time ..

Belum lagi kelakuan salah satu pihak mertua yang mengesahkan papa nikah lagi. Just because they think my mom not suitable for my Dad. For now, LOOKS WHO LAUGHING.
Mertua itu malah minta maaf dan menyesali perbuatan mereka after they know true colour of my mother. Yes, my mom can forgive them. But, me? I never forgive them. I never forgive anyone who makes my mom crying. No no ...

-pause-

Aku, bisa mempelajari tentang moral, tentang agama, dan cara menghadapi orang lain, setelah aku turun ke jalan (keluar rumah).
Yah, apa yang bisa aku dapat dari rumah?

Perjalanan untuk mempelajari moral, agama, dan cara menghadapi orang lain itu nggak mudah.
Aku nggak bohong kalau pernah berkubang dalam dosa, club mobil, addicted to alcohol, nyoba bunuh diri (good thing that Im just a little girl who afraid to face death), hanya untuk mendapat buah pelajaran hidup.

Ini bukan sesuatu yang patut disembunyikan. Realitanya, aku bangga sama diri aku sendiri, I can pass my past-nightmare, nggak ngerokok, nggak narkoba, bisa menerima keadaan aku dan keluarga. Why write this story? Well .. Suddenly, I remember about this .. and just wanna share a cent symphony of my life. Besides, this is my blog, I can write what I want.

Anyway, seperti kata sahabat Sufi, all sent from beyond for a purpose.
I felt the finger of God in everything that happened to me, although it was bitter.

Hahaha, bukan perjalanan yang mudah sampai aku bisa menjadi aku yang sekarang.

Pengaruh dari broken home ini apa?
As for me, sadar nggak sadar ialah .. Nggak mau bergantung sama orang lain. Terutama sama suami (kalau dapet suami), takut-takut kejadian seperti keluarga aku sekarang. Makanya aku excited banget untuk buka usaha kecil-kecilan (merintis dari sekarang ceritanya).

Pengalaman ini membuat aku bisa menerima kekurangan dan keadaan orang lain, bisa lebih tabah, dibandingkan anak dari keluarga lain yang normal. It's not an easy thing to get ;)

That's for me. Untuk teman-teman aku yang juga broken home? Well, aku melihat ada yang nggak tertarik dengan pacaran, ada yang mikir nggak mau nikah, ada yang menjadi sosok orang yang sangat tabah, etc etc.

Kalau ditanya saran untuk anak broken home? See my post about sadness.

Kalau untuk orang tua? Well, jangan sampai anak berpikir .. "Gue nggak minta dilahirin sama elo!" Nah loh ... that's bad. Anak itu titipan Tuhan. Nggak semua orang bisa punya anak ..

Kalau mau cerai?
Ini terlibat dalam pengambilan keputusan, biasanya udah gak mentingin pengaruh bagi si anak, melainkan mentingin Ego dan maksain kemauan sendiri. It's not at the best child's influence anymore.
a g n e s | b u l a t
A g n e s always feels bad everytime she finished watching STEP UP 2* ... Because the only dance that she can do is the Chicken Dance ..
a g n e s | b u l a t
After thinking for a (few) day(s), I decided to eliminate the negative aura on my writings recently. At last! *Yippie!!*FYI .. I didn't delete any post, just save it as draft.
So, here I am, with new blog skin.
Labels: 1 comments | edit post